Sabtu, 24 November 2012

DARI HABIBIE KE WONG AKSAN


DARI HABIBIE KE WONG AKSAN


 
Keduanya pernah belajar di Jerman
Habibie di bidang teknik, Aksan asyik menekuni musik.
Kamu tertarik mengikuti jejak mereka?

Untuk urusan belajar ke luar negeri, yang paling sering disebut ya Amerika. Kemudian Australia, terus Inggris. Padahal, selain itu, ada Jerman, negara yang juga oke sebagai tempat belajar. Karena itu, Kami  sengaja berkunjung ke beberapa perguruan tinggi di Jerman atas undangan Hochschulrektorenkonferenz (HRK, Konferensi Rektor Perguruan Tinggi) untuk mencari info buat kamu yang pengen sekolah di sana.

 

Sekolah Dengan Biaya minim 

Jerman termasuk satu dari sedikit negara yang nggak memungut biaya sekolah. Benar-benar Murah. Fasilitas Murah ini nggak cuma berlaku untuk orang Jerman, tapi juga untuk orang Indonesia dan untuk bangsa-bangsa lain. Ini tentu merupakan kabar gembira buat kita, karena di Amerika, Australia, juga di Inggris biaya sekolah terbilang mahal untuk ukuran rata-rata orang kita. Jumlah orang kita yang sekolah di Jerman memang nggak begitu banyak, hanya beberapa ribu orang saja. Dua di antaranya, Pak Habibie dan Wong Aksan yang jadi penggebuk dram kelompok musik Dewa 19.

Hörsaal an der RWTH Aachen


Pak Habibie beken banget di Jerman. Para petinggi di hampir semua kampus yang kami kunjungi, mengenai namanya. Habibie dulu kuliah di Technische Hochschule di Aachen, sebuah kota pendidikan yang nggak begitu jauh dari Bonn. Selama 10 tahun ia menghabiskan waktunya di bangku kuliah hingga meraih gelar doktor di bidang konstruksi pesawat terbang dengan predikat summa cum laude. la merupakan orang Indonesia pertama yang meraih doktor bidang mesin dan kedirgantaraan serta merupakan orang Indonesia pertama pula yang meraih gelar itu di Jerman setelah Perang Dunia II.

Kalau Habibie memilih bidang teknik, Wong Aksan menjatuhkan pilihannya pada bidang musik, khususnya dram. "Saya masukdepartemen Jazz dan mengambil kuliah mayor dram," kata Aksan yang berhasil menyelesaikan sekolahnya di Folkwang-Hochschule, Essen, dengan predikat cum laude. Aksan sendiri menghabiskan sekitar 4 tahun waktunya di sana. Selain belajar musik, Aksan juga belajar fotografi dari temannnya. Tentang kepiawaiannnya menggebuk drum, kamu tentu sudah mendengar dan melihat sendiri.


 
                  Informasi mengenai kuliah di jerman

Mandiri dan Sungguh-sungguh

Yang namanya sekolah, di mana pun, ya mesti sungguh-sungguh belajarnya biar sukses dalam waktu singkat. Kalau kamu punya rencana untuk belajar di Jerman, kamu harus lebih sungguh-sungguh lagi, karena kemandirian dalam berkuliah di Jerman merupakan haI penting. Apalagi perguruan tinggi di Jerman umum nya nggak mengenal absensi. Mahasiswa langsung berhubungan dengan profesor yang bersangkutan di kampus masing-masing. Mereka yang aktif dan terus-menerus berkonsultasi dengan profesornya, ya bisa lebih cepat selesai. Jadi, semua benar-benar tergantung pada kesungguhan kamu.

Pilihan bidang ilmu yang bisa kamu pelajari di perguruan tinggi Jerman, banyak sekali. Hampir semua bidang ilmu didunia ini ada di sana. Jenis perguruan tinggi di Jerman juga beragam, jumlahnya 315. Dari 315 perguruan tinggi itu, ada yang disebut Universitas seperti yang sudah kita kenal, ada juga Perguruan Tinggi Teknik. Mulanya, perguruan tinggi teknik ini hanya khusus untuk mempelajari bidang teknik saja, tapi belakangan ilmu sosial dan politik, ilmu filsafat, dan sebagainya juga diajarkan disana.

Selain itu ada perguruan tinggi yang bisa dibandingkan dengan universitas seperti Perguruan Tinggi Pedagogig. Di sini disiapkan calon-calon guru untuk menjadi tenaga pengajar di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Kemudian, ada Perguruan Tinggi Komprehensif, ada juga Perguruan Tinggi Teologia dan beberapa universitas swasta. Selain itu, masih ada yang disebut Fachhochschule, yang menitikberatkan pendidikan pada praktek.

Jelas sekali bahwa begitu banyak pilihan untuk belajar di Jerman, hingga, mau belajar apa pun, semua tersedia. Waktu belajar di perguruan tinggi Jerman dibagi 2: semester musim dingin dan semester musim panas. Secara umum, masa studi di perguruan tinggi Jerman berkisar antara 8 sampai dengan 10 semester. Ini tentu tergantung pada keaktifan kamu berkonsultasi dengan profesor yang bersangkutan dan secepat apa kamu belajar.

Kuncinya, Bahasa Jerman





Kalau kamu tertarik untuk belajar di perguruan tinggi Jerman, maka yang pertama-tama harus kamu kuasai adalah bahasa Jerman karena bahasa pengantar di sana adalah bahasa Jerman. Di Indonesia hanya ada beberapa tempat kursus bahasa Jerman, misalnya di Deutsch Einfach Institute . Inilah hal yang membedakannya dengan pusat kursus bahasa Inggris yang ada di seluruh pelosok tanah air. Karena tempat untuk belajar bahasa Jerman terbatas sekali, mungkin ini jadi salah satu sebab mengapa jumlah orang Indonesia yang belajar ke Jerman pun terbatas.

Kamu yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya tentu termasuk beruntung. Bila kamu berminat untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi di Jerman, kamu sudah bisa mulai kursus bahasa sejak sekarang. Selain belajar bahasa, di Deutsch Einfach Institute kamu juga bisa mendapatkan berbagai informasi tentang dunia pendidikan di Jerman.

Mencari informasi sebanyak-banyaknya, jelas penting. Ini mengingat sistem pendidikan di Jerman berbeda dengan sistem pendidikan kita. Jenjang pendidikan tinggi kita dari S1, ke S2, dan ke S3, sedangkan di Jerman pada umumnya S1 tidak dikenal, sedangkan Diplom dan Magister Artium adalah sepadan dengan S2 dan doktor dengan S3. Itu sebabnya, untuk melanjutkan sekolah ke Jerman, ada beberapa penyesuaian yang harus dilakukan. Sementara untuk melanjutkan sekolah ke Amerika, Australia, maupun Inggris bisa langsung berjalan, karena sistem pendidikan kita relatif sama dengan negara-negara tersebut. (Tetapi tolong diperhatikan: Sejak semester ganjil 97/98 di Jerman terdapat beberapa "Undergraduate and Postgraduate Degree Courses" yang memberikan kemungkinan bagi mahasiswa Indonesia untuk mencapai gelar B.A. atau M.A. dengan perkuliahan dalam bahasa Inggris dan Jerman.)
 (oleh : Isson Khairul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar