MENITI KARIR DI PERGURUAN TINGGI JERMAN
Jerman adalah
salah satu negara industri terkemuka yang banyak diminati sebagai tempat untuk
melanjutkan studi, karena sistem pendidikan tingginya dikenal berkualitas baik
meski cukup rumit.
Para ahli
lulusan Jerman konon memiliki pemahaman ilmu yang lebih mendalam daripada
alumni perguruan tinggi negara lain.
Di berbagai
forum ilmiah internasional, ahli Jerman kabarnya banyak mendapat acungan jempol
karena mereka bisa memberi penjelasan mengenai suatu masalah secara terinci,
sampai ke intinya.
"Dalam
sebuah seminar internasional di Amerika beberapa waktu lalu, misalnya, hanya
ahli Jerman yang bisa memberi keterangan yang mendetil atas suatu
masalah," kata Dr. Sri Kuhrt-Saptodewo, Asisten Profesor Bidang Studi Asia
Tenggara di Universitas Passau, kepada kami belum lama ini.
Pengakuan bahwa
ahli lulusan Jerman memiliki ilmu yang lebih dalam itu tampaknya beralasan karena
sistem pendidikan di negara tersebut cukup rumit.
Aspek penting
yang menonjol dalam sistem pendidikan tinggi Jerman adalah kebebasan bagi
setiap lulusan sekolah menengah untuk memilih universitas dan bidang studi yang
mereka ingini.
Pembatasan
penerimaan mahasiswa berlaku bagi vak yang banyak diminati oleh kaum muda.
Untuk Fakultas-fakultas tersebut pelamar ditempatkan di perguruan-perguruan tinggi
melalui satu pusat pengalokasian, namun calon mahasiswa dari negara-negara di
luar Persatuan Eropa harus mengajukan lamaran melalui Akademisches Auslandsamt
(AAA-Biro Akademi Mahasiswa Asing). Pada umumnya tidak ada batas penerimaan
diperguruan tinggi Jerman, hanya bagi bidang tertentu, seperti misalnya
kedokteran. Fakultas-fakultas itu hanya dapat diambil oleh mereka yang mencapai nilai
ijazah sekolah yang tinggi.
Peraturan
universitas mengizinkan program studi individual, meskipun di setiap bidang
studi terdapat mata pelajaran wajib.
Dalam sistem
pendidikan Jerman, mahasiswa harus mandiri dan merancang program studi mereka
sendiri.
Meski sejumlah
bimbingan diberikan oleh asisten profesor dan mahasiswa senior, tidak ada
mekanisme resmi yang setara dengan sistem pengajaran dan bimbingan di
universitas Amerika Serikat, Inggris atau Perancis.
Fungsi utama
seorang profesor dalam sistem perguruan tinggi Jerman ada dua: penelitian dan
pengajaran.
la bertanggung
jawab selain atas kuliah dan seminar juga atas proyek penelitian dan pencarian
dana.
Selama studi
dasar hubungan langsung antara profesor dan mahasiswa sangat terbatas.
Meskipun terdapat patokan waktu studi (Regelnstudienzeit), namun tidak
ditetapkan periode studi untuk mencapai gelar akademis tertentu.
Oleh karena itu,
tak perlu heran jika ada seorang mahasiswa di sebuah universitas Jerman
mendapat gelar MA ("mahasiswa abadi") karena telah lebih dari 12
tahun belum berhasil mencapai gelar Diplom atau Magister yang seharusnya
ditempuh dalam waktu sekitar enam atau tujuh tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar