Sabtu, 24 November 2012

SUDAH MURAH BERKUALITAS PULA


SUDAH MURAH BERKUALITAS PULA


Banyak untungnya jika memilih kuliah di Jerman. Pilihannya seabrek. Tapi, siapa pun yang studi di sana, dituntut bisa mandiri. Haris, berkeliling ke berbagai kampus. Mulai nomor ini ia membagi oleh-olehnya itu.

Di jaman seperti sekarang ini kebutuhan pendidikan semakin meningkat. Wajar kalau kemudian orang berusaha mendapat pendidikan yang lebih baik. Lulus SMU, ya cari universitas yang bonafid. Maka, kalau nggak di dalam negeri, alternatifnya ya hijrah ke luar negeri.

Soal kualitas Jerman adalah salah satu yang bisa diandalkan. Negara yang ekonominya paling maju di Eropa ini memiliki seabrek universitas, Fachhochschule dan perguruan tinggi lain yang terbaik.

Selain itu kuliah di Jerman memang menguntungkan. Bayangkan saja, sekolahnya tak memungut biaya. Ini berlaku bagi siapa saja. Tidak memandang suku dan bangsa. Hal itulah yang membedakan Jerman dengan negara lain, seperti Amerika atau Australia. Kualitasnya pun oke.

Bagi pelamar asing, menguasai bahasa Jerman adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi. Asal tahu aja, umumnya perguruan tinggi di sana menggunakan bahasa Jerman sebagai bahasa pengantar.

Jerman memiliki 315 perguruan tinggi. Tersebar di 16 negara bagian mulai Schleswig-Holstein di utara, hingga Baden-Wurttemberg di selatan, dari Nordrhein- Westfalen di barat sampai Brandenburg di timur. Dan yang tertua adalah Ruprecht-Karls-Universitat Heidelberg, yang berdiri sejak tahun 1386.







KULIAH TEKNIK

Im Labor von Physikerin Prof. Laura Fabietti.


Sama halnya dengan di negara lain, perguruan tinggi di Jerman memiliki bidang studi yang beragam. Kedokteran, ilmu pengetahuan alam, teknik, hukum, ekonomi, musik dan sebagai nya. Lulusan nya bisa bergelar Diplom (S1), Magister Artium (S2), atau Doktor (S3).

Untuk urusan teknik, Rheinisch-Westfalische Technische Hochschule (RWTH) adalah salah satu yang banyak diminati. Juga bagi mahasiswa asing.

Universitas yang terletak di Aachen ini memang dikenal sebagai "markas" orang-orang teknik. Khususnya di bidang aerodinamika. Nah, di sinilah Pak Habibie kita itu, dulu, menuntut ilmu.

"Pak Habibie itu teman baik saya. Dulu kami juga ujian praktikum bareng," kata Prof. Dr. Egon Krause, pakar aerodinamika, ketika ditemui Hai di tempat kerjanya.

Menurut Joachim Weber, Kepala Kantor Urusan Akademik Luar Negeri RWTH Aachen, mahasiswa asing yang berguru di universitas ini lumayan banyak. Orang Turki, Iran, dan Belanda adalah yang terbanyak. Sementara mahasiswa Indonesia sedikitnya tercatat 64 orang. Mereka umumnya mengambil bidang teknik mesin. "Lima puluh persen lulusan RWTH memang dari bidang teknik," tambah Joachim Weber.

Selain RWTH, Georg-August-Universitat Gottingen (GAUG) juga diminati mahasiswa asing. Seperti RWTH, universitas yang didirikan tahun 1737 ini menawarkan banyak sekali bidang studi. Namun yang paling diandalkan adalah pertanian dan kehutanan. IPB Bogor adalah salah satu yang menjadi mitra kerjanya. Hubungan ini sudah dirintis sejak tahun 1990.

Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan akademis anggotanya. Bukan apa-apa, karena sistem pendidikan di Jerman memang berbeda, maka wadah semacam ini diperlukan. Apalagi umumnya mahasiswa baru (Indonesia) memang mengalami kesulitan di tahun kuliah pertamanya.

BIDANG KEDOKTERAN

Vorlesung im Hörsaal der Chirurgischen Universitätsklinik Heidelberg.

Buat yang berminatdi bidang kedokteran, tengok Universitat Leipzig (UL). Universitas ini merupakan salah satu yang tertua (1409) di daratan Eropa. Spesialisasinya kedokteran. Fakultas Kedokterannya sendiri sama tuanya dengan usia universitas ini.

Namun UL nggak melulu mengandalkan kedokteran. Mereka juga menawarkan sejumlah bidang studi, seperti hukum, ekonomi, teologi, sampai bahasa dan sastra. Eh jangan salah, UL ternyata juga mempunyai jurusan bahasa Indonesia.

Prof. Dr. Erich-Dieter Krause, satu-satunya ahli bahasa Indonesia yang dimiliki UL, bahkan mendalami bahasa Indonesia sejak tahun '60-an.

"Banyak mahasiswa Jerman yang tertarik untuk belajar bahasa Indonesia. Sekarang ini, kalau nggak salah, ada sekitar 20 orang," ujar Prof. Krause yang mengaku sering merindukan Indonesia.

Jerman tentu nggak cuma mempunyai RWTH, GAUG, dan UL. Sebab, sedikitnya di sana terdapat 90 universitas pilihan. Sebut saja Otto Friedrich-Universitat Bamberg, Technische Universitat Berlin, Universitat Bremen, dan Universitat Dortmund.

"SIAP PAKAI"

Selain universitas, Jerman memiliki pendidikan tinggi dalam bentuk yang lain, yaitu Fachhochschule (FH).
Berbeda dengan universitas yang mengutamakan "ilmu murni", FH lebih berorientasi pada praktik. FH merupakan perguruan tinggi yang menyiapkan tenaga kerja "siap pakai".

Selain "siap pakai", keuntungan kuliah di FH adalah jangka waktu studi yang lebih pondek. Pada umumnya mahasiswa dapat menyelesaikan studinya dalam delapan Mmester (enam semester di perguruan tinggi dan dua semester kerja praktek di industri atau administrasi).

Di sana tersedia tak kurang 157 FH yang menawarkan lebih dari 100 bidang studi. Fachhochschule Aachen adalah salah satu FH yang cukup bonafid dan memiliki12 bidang studi, mulai teknik sipil, teknik elektro, teknik mesin, arsitektur, sampai desain.

"Kuliah di Jerman jauh berbeda dengan di Indonesia. Di sini hampir semuanya tergantung pada diri kita sendiri. Kalau mau berhasil, ya usahanya harus benar-benar total," kata Dipl.-lng. Suyanto, orang Indonesia lulusan FH Aachen.

"Soalnya, proses belajar-mengajarnya beda banget. Yang namanya profesor itu nggak membimbing kita terus-menerus. Mereka juga sulit ditemui. Jadi kalau mau riset, ya semuanya kita yang ngerjain", lanjut cowok yang Januari ini berencana pulang ke tanah air itu.

FH memang sebuah alternatif yang makin digandrungi mahasiswa, dalam dan luar negeri. Lembaga pendidikan ini dibentuk pada akhir tahun 60-an. Awalnya dimulai dari sebuah diskusi panjang mengenai sistem pendidikan, yang kemudian menghasilkan sebuah kesepakatan di semua negara bagian Jerman. Tujuannya jelas: Agar sumberdaya yang berguru di FH mampu bersaing di tingkat dunia.
 (oleh : Haris)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar